TEMPO.CO, Jakarta–Berhati-hatilah jika Anda kerap tidak sabar dalam menghadapi sesuatu. Hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ketidaksabaran bisa memicu respon psikologis yang kemungkinan merusak kesehatan Anda.
“Menjadi orang yang tidak sabar bisa menyebabkan kecemasan dan permusuhan,” ujar Daniel Baugher, dekan program pascarsarjana di Pace University di New York City yang mempelajari mengenai psikologi sosial dan personal. “Dan jika Anda terus cemas, tidur Anda akan terganggu pula.”
Baugher mengatakan bahwa hidup dalam tempo yang serba cepat dan terobsesi dengan kemajuan teknologi abad 21 telah membuat orang hanya mempunyai sedikit kesabaran. “Mereka sepertinya ingin segalanya terjadi kemarin,” ujar dia seperti dikutip situsLiveScience 28 November 2012. “Orang berharap bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan sangat cepat.”
Orang yang sering menjadi tidak sabar dan marah adalah mereka yang selalu berada di area stres. Reaksi tubuh terhadap stres adalah dengan mengeluarkan hormon seperti adrenalin atau kortisol yang membantu tubuh merespon situasi yang membuat stres.
“Ketika Anda akan diserang oleh macan yang siap menerkam, respons ini akan membantu Anda untuk bertahan,tetapi tidak jika Anda duduk di dalam kendaraan yang macet atau mengantre di jalur yang panjang,” ujar Dr. Redford Williams, seorang internis di Duke University Medical Center di North Carolina.
Tingginya level kortisol dan adrenalin seseorang pada ujungnya bisa meningkatkan berat badan, kadar gula dalam darah dan tekanan darah tinggi.
Pada 2000 silam, dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, peneliti menemukan bahwa orang dewasa dengan kadar permusuhan yang tinggi cenderung untuk menimbun plak di dalam arteri koroner mereka. “Hormon stres menstimulasi trombosit, menyebabkan mereka membeku di dalam arteri dan sudah mengarah pada penyakit jantung, sebuah proses yang bisa menyebabkan serangan jantung,” ujar Williams.
Ia menambahkan bahwa proses ini bisa menyebabkan sel-sel lemak di dalam tubuh masuk ke dalam sistem peredaran darah. Dikatakan Williams, lemak ini bisa disimpan di dalam plak di arteri yang memberi makan jantung, memperbesar plak dan meningkatkan risiko pembekuan arteri.
Beberapa studi menunjukkan bahwa program pengaturan stres bisa membantu orang yang tidak sabar menjadi rileks secara alami. Mengajari orang untuk mengontrol perasaan marah atau permusuhan bisa menurunkan tekanan darah dan menurunkan berat tubuh dari waktu ke waktu “Bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa pelatihan stres sangat membantu, tetapi hasil penelitian menunjukkan hal tersebut tidak memperpanjang usia,” kata dia.
Cara terbaik untuk mengatasi situasi stres adalah menaikkan kadar kesabaran dan melawan godaan respons negatif dengan mengambil napas dalam-dalam dan mengevaluasi perasaan sendiri. “Tanyakan diri sendiri, apakah ini penting buat saya? Apakah masuk akal marah mengenai hal ini? Apakah sepenting itu?” ujar Williams. Secara mendasar, kata dia, cobalah bicara pada diri Anda sendiri mengenai kemarahan tersebut.
LIVESCIENCE I ARBA”IYAH SATRIANI
Ayo Dengar 